Tuesday, July 10, 2018

Inovasi dibidang Pangan untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional



Bibit unggul yang dihasilkan dari riset, pengembangan dan inovasi dibidang pangan akan membuat hasil panen yang melimpah dengan mutu serta kualitas yang baik.

Tapi tidak selalu hasil pangan di sektor pertanian diperoleh dari bibit unggul dengan melupakan proses bertani dan proses pengolahan hasil pertanian.

Inovasi di hilir juga harus diperhatikan dan dikembangkan sehingga mutu dan kecepatan proses hasil pertanian dapat diperolah maksimal, sehingga kualitas maupun kuantitas hasil pertanian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Inovasi mesin-mesin pertanian dihilir harus terus dikembangkan, diperbaharui dan disesuaikan dengan kebutuhan petani serta kemajuan alat pertanian dunia. Sehingga bidang pertanian diminati lagi oleh rakyat Indonesia karena memiliki daya saing yang tinggi.

Mesin-mesin pertanian yang sering disebut dengan mekanika pertanian (mektan) seharusnya mulai dari sekarang dipikirkan dengan sungguh-sungguh. Dimulai dari fungsi mesin-mesin pertanian yang memang dapat membantu kesejahteraan para petani hingga teknologi mutakhir untuk mendukung penuh kegiatan pertanian yang efisien dan berkelanjutan.

Jika belum bisa menerapkan teknologi mekanika pertanian yang canggih maka dapat dipergunakan alat-alat sederhana yang mana fungsi mekanikanya dapat dipergunakan dengan baik untuk mendukung proses, apakah proses bertani maupun proses untuk mendapatkan hasil pertanian.

Sebagai contoh yang sangat simpel sekali, dimana petani di Cina bahkan menggunakan alat-alat perkakas bengkel untuk mengolah hasil pertanian. Bor tangan yang diberi dudukan dan mata bornya pada posisi berputar dapat merontokan biji-biji jagung, saat jagung ditancapkan pada mata bor tersebut.

Hal-hal seperti itu tidak terpikir oleh para petani dan para Inovator Indonesia yang sebenarnya teknologi sederhana dapat ditiru dengan baik untuk membantu para petani dalam memproses hasil taninya. Hal ini tidak terpikir sama sekali dikarenakan memang situasi dan kondisi negara Indonesia berbeda dengan negara Cina yang mana kemajuan infrastruktur dan ketersediaan listriknya sangat merata dan memadai.

Masalah seperti ini yang harus dipikirkan oleh para pembuat kebijakan dan inovator sehingga ketersedian energinya tidak menggangu perkembangan mekanika pertanian. Ketersediaan tenaga listrik yang merata dan memadai serta ketersediaan bahan bakar untuk mesin-mesin pertanian yang mudah didapat dan murah harus didorong terus menerus oleh pemerintah.

Paling tidak program konservasi energi khususnya program konversi harus juga digalakkan di sektor pertanian disemua bidang. Mendorong para petani kecil menggunakan bahan bakar gas yang mudah didapat dan murah harganya. Mudah didapat karena gas dapat ditemukan di warung-warung dekat lokasi pertanian dan murah harganya karena penggunaan gas bagi petani miskin harus dibantu oleh pemerintah.

Dengan demikian tenaga listrik yang tadinya menjadi tugas PLN dapat diambil alih oleh para Inovator menggunakan mesin-mesin Genset berbahan bakar bensin atau solar yang dikonversi menggunakan bahan bakar gas jenis LPG (Liquid Petroleum Gas). Selanjutnya kedepan bahan bakar gas jenis LPG dapat dirubah menggunakan Gas alam (Natural Gas) dalam wujud CNG (Compressed Natural Gas) atau LNG (Liquid Natural Gas). Demikian juga bahan bakar alternatif lainnya seperti Bio-ethanol (alkohol) bisa dipergunakan pada mesin-mesin pertanian menggunakan peralatan konversi, sehingga program konservasi dapat berjalan baik. Seperti yang sudah dilakukan oleh Inovator Teknologi Indonesia dalam mengembangkan mesin traktor tangan yang tadinya menggunakan bahan bakar solar, saat ini dapat menggunakan bahan bakar gas jenis LPG dan sudah diaplikasikan di Cirebon.

Menggunakan peralatan konversi yang sering disebut dengan produk konverter kit maka traktor tangan saat ini dapat menggunakan bahan bakar gas. Produk konverter kit generasi kedua menggunakan sistem elektrik berbasiskan mikrokontroller, sensor dan aktuator. Kinerja mesin diesel berkompresi berubah menjadi mesin berbusi. Dengan adanya busi pada mesin diesel maka bahan bakar gas dapat terbakar sempurna dalam ruang bakar mesin diesel. Tenaga dan performa mesin diesel berbahan bakar gas hampir sama dengan tenaga mesin diesel berbahan bakar solar.

Traktor tangan sebagai simbol dan ikon mesin-mesin di sektor pertanian, sekarang sudah dapat menggunakan gas sebagai bahan bakar. Suatu terobosan yang harus dipertahankan dan diterapkan di sektor pertanian sehingga usaha dibidang pertanian menjadi seksi kembali dan diminati.

Usaha yang seksi, menarik dan diminati karena teknologinya mendukung kegiatan pertanian yang selama ini menjadi ketakutan para petani dalam penyediaan bahan bakar solar dan sering menjadi kendala. Bahan bakar solar yang mahal harganya dan susah didapat karena bahan bakar solar hanya didapat di SPBU yang lokasinya sangat jauh dari posisi lokasi sawah. Demikian juga larangan bagi petani untuk membeli solar dalam wadah jerigen.

Dapat dibayangkan semua mesin-mesin pertanian dapat menggunakan bahan bakar gas LPG yang mudah didapat, murah dan aman. Dimulai dari alat pengolah tanah modern seperti mesin traktor tangan, rotavator, bajak singkal, garu sisir, garu piring, bajak subsoil, lanjut pada alat tanam modern seperti penanam jagung, penanam padi, penanam kentang dan lain-lain.

Termasuk alat pemanen modern seperti pemanen kacang tanah, pemanen kentang, pemanen tebu. Tidak lupa mesin pompa air untuk irigasi pertanian. Semua menggunakan mesin penggerak berbahan bakar bensin atau solar yang dapat dikonversi dengan baik menggunakan bahan bakar gas. Pembangkit listrik dilokasi-lokasi tertentu yang tidak ada jaringan listriknya dapat menggunakan genset berbahan bakar gas di sektor pertanian.

Hampir semua jenis mesin dunia, 4-stroke engine, 2-stroke engine dan diesel engine, dengan semua fungsi mekanika pertaniannya dapat dikonversi menggunakan gas dengan teknologi konverter kit generasi kedua. Teknologi Indonesia yang hanya ada satu-satunya didunia yang diterapkan di mesin traktor tangan sebagai simbol.

Jika teknologi ini diterapkan pada semua mesin-mesin pertanian maka penghematan energi atau konservasi energi yang merupakan unsur penting dari kebijakan energi akan dapat diwujudkan dengan baik. Penghematan energi dan penggunaan bahan bakar alternatif ramah lingkungan juga merupakan bagian penting dari mencegah dan atau mengurangi perubahan iklim.

Pemuda Indonesia yang tidak mau bertani karena beranggapan bahwa pertanian merupakan usaha yang tidak menarik akan mempertimbangkan untuk menjadi petani dengan adanya teknologi-teknologi canggih yang diterapkan di sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi perhatian pemuda untuk mandiri mengolah lahan pertanian untuk kepentingan orang banyak dan menjadikan kemandirian pangan Indonesia.

Kemandirian pangan yang sudah digalakkan di sektor maritim dan kemandirian pangan di sektor pertanian akan membuat katahanan pangan secara keseluruhan jika benar-benar teknologi konversi diterapkan dengan benar. Apalagi energi terbarukan dapat dipergunakan pada mesin-mesin di kedua sektor tersebut. Dengan demikian ketahanan pangan akan menjadi realita dan menjadikan Indonesia kuat di bidang pangan.

Oleh. : Dipl.-Ing. A. Hakim Pane

No comments:

Post a Comment