Bibit unggul yang dihasilkan dari riset, pengembangan dan inovasi dibidang
pangan akan membuat hasil panen yang melimpah dengan mutu serta kualitas yang
baik.
Tapi tidak selalu
hasil pangan di sektor pertanian diperoleh dari bibit unggul dengan melupakan
proses bertani dan proses pengolahan hasil pertanian.
Inovasi di hilir
juga harus diperhatikan dan dikembangkan sehingga mutu dan kecepatan proses
hasil pertanian dapat diperolah maksimal, sehingga kualitas maupun kuantitas
hasil pertanian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat meningkatkan ketahanan
pangan nasional.
Inovasi mesin-mesin
pertanian dihilir harus terus dikembangkan, diperbaharui dan disesuaikan dengan
kebutuhan petani serta kemajuan alat pertanian dunia. Sehingga bidang pertanian
diminati lagi oleh rakyat Indonesia karena memiliki daya saing yang tinggi.
Mesin-mesin
pertanian yang sering disebut dengan mekanika pertanian (mektan) seharusnya
mulai dari sekarang dipikirkan dengan sungguh-sungguh. Dimulai dari fungsi
mesin-mesin pertanian yang memang dapat membantu kesejahteraan para petani
hingga teknologi mutakhir untuk mendukung penuh kegiatan pertanian yang efisien
dan berkelanjutan.
Jika belum bisa
menerapkan teknologi mekanika pertanian yang canggih maka dapat dipergunakan
alat-alat sederhana yang mana fungsi
mekanikanya dapat dipergunakan dengan baik untuk mendukung proses, apakah
proses bertani maupun proses untuk mendapatkan hasil pertanian.
Sebagai contoh yang
sangat simpel sekali, dimana petani di Cina bahkan menggunakan alat-alat
perkakas bengkel untuk mengolah hasil pertanian. Bor tangan yang diberi dudukan
dan mata bornya pada posisi berputar dapat merontokan biji-biji jagung, saat
jagung ditancapkan pada mata bor tersebut.
Hal-hal seperti itu
tidak terpikir oleh para petani dan para Inovator Indonesia yang sebenarnya
teknologi sederhana dapat ditiru dengan baik untuk membantu para petani dalam
memproses hasil taninya. Hal ini tidak terpikir sama sekali dikarenakan memang
situasi dan kondisi negara Indonesia berbeda dengan negara Cina yang mana
kemajuan infrastruktur dan ketersediaan listriknya sangat merata dan memadai.
Masalah seperti ini
yang harus dipikirkan oleh para pembuat kebijakan dan inovator sehingga
ketersedian energinya tidak menggangu perkembangan mekanika pertanian.
Ketersediaan tenaga listrik yang merata dan memadai serta ketersediaan bahan bakar
untuk mesin-mesin pertanian yang mudah didapat dan murah harus didorong terus
menerus oleh pemerintah.
Paling tidak
program konservasi energi khususnya program konversi harus juga digalakkan di
sektor pertanian disemua bidang. Mendorong para petani kecil menggunakan bahan
bakar gas yang mudah didapat dan murah harganya. Mudah didapat karena gas dapat
ditemukan di warung-warung dekat lokasi pertanian dan murah harganya karena
penggunaan gas bagi petani miskin harus dibantu oleh pemerintah.
Dengan demikian
tenaga listrik yang tadinya menjadi tugas PLN dapat diambil alih oleh para
Inovator menggunakan mesin-mesin Genset berbahan bakar bensin atau solar yang
dikonversi menggunakan bahan bakar gas jenis LPG (Liquid Petroleum Gas).
Selanjutnya kedepan bahan bakar gas jenis LPG dapat dirubah menggunakan Gas
alam (Natural Gas) dalam wujud CNG (Compressed Natural Gas) atau LNG (Liquid
Natural Gas). Demikian juga bahan bakar alternatif lainnya seperti Bio-ethanol
(alkohol) bisa dipergunakan pada mesin-mesin pertanian menggunakan peralatan
konversi, sehingga program konservasi dapat berjalan baik. Seperti yang sudah
dilakukan oleh Inovator Teknologi Indonesia dalam mengembangkan mesin traktor
tangan yang tadinya menggunakan bahan bakar solar, saat ini dapat menggunakan
bahan bakar gas jenis LPG dan sudah diaplikasikan di Cirebon.
Menggunakan
peralatan konversi yang sering disebut dengan produk konverter kit maka traktor
tangan saat ini dapat menggunakan bahan bakar gas. Produk konverter kit
generasi kedua menggunakan sistem elektrik berbasiskan mikrokontroller, sensor
dan aktuator. Kinerja mesin diesel berkompresi berubah menjadi mesin berbusi.
Dengan adanya busi pada mesin diesel maka bahan bakar gas dapat terbakar
sempurna dalam ruang bakar mesin diesel. Tenaga dan performa mesin diesel
berbahan bakar gas hampir sama dengan tenaga mesin diesel berbahan bakar solar.
Traktor tangan
sebagai simbol dan ikon mesin-mesin di sektor pertanian, sekarang sudah dapat
menggunakan gas sebagai bahan bakar. Suatu terobosan yang harus dipertahankan
dan diterapkan di sektor pertanian sehingga usaha dibidang pertanian menjadi
seksi kembali dan diminati.
Usaha yang seksi, menarik dan diminati karena teknologinya mendukung kegiatan pertanian yang selama ini
menjadi ketakutan para petani dalam penyediaan bahan bakar solar dan sering
menjadi kendala. Bahan bakar solar yang mahal harganya dan susah didapat karena
bahan bakar solar hanya didapat di SPBU yang lokasinya sangat jauh dari posisi lokasi sawah. Demikian juga larangan bagi petani untuk membeli solar dalam wadah
jerigen.
Dapat dibayangkan
semua mesin-mesin pertanian dapat menggunakan bahan bakar gas LPG yang mudah
didapat, murah dan aman. Dimulai dari alat pengolah tanah modern seperti mesin
traktor tangan, rotavator, bajak singkal, garu sisir, garu piring, bajak
subsoil, lanjut pada alat tanam modern seperti penanam jagung, penanam padi,
penanam kentang dan lain-lain.
Termasuk alat
pemanen modern seperti pemanen kacang tanah, pemanen kentang, pemanen tebu.
Tidak lupa mesin pompa air untuk irigasi pertanian. Semua menggunakan mesin
penggerak berbahan bakar bensin atau solar yang dapat dikonversi dengan baik
menggunakan bahan bakar gas. Pembangkit listrik dilokasi-lokasi tertentu yang
tidak ada jaringan listriknya dapat menggunakan genset berbahan bakar gas di
sektor pertanian.
Hampir semua jenis
mesin dunia, 4-stroke engine, 2-stroke engine dan diesel engine, dengan semua
fungsi mekanika pertaniannya dapat dikonversi menggunakan gas dengan teknologi
konverter kit generasi kedua. Teknologi Indonesia yang hanya ada satu-satunya
didunia yang diterapkan di mesin traktor tangan sebagai simbol.
Jika teknologi ini
diterapkan pada semua mesin-mesin pertanian maka penghematan energi atau
konservasi energi yang merupakan unsur penting dari
kebijakan energi akan dapat diwujudkan dengan baik. Penghematan energi dan
penggunaan bahan bakar alternatif ramah lingkungan juga merupakan bagian
penting dari mencegah dan atau mengurangi perubahan iklim.
Pemuda Indonesia
yang tidak mau bertani karena beranggapan bahwa pertanian merupakan usaha yang
tidak menarik akan mempertimbangkan untuk menjadi petani dengan adanya
teknologi-teknologi canggih yang diterapkan di sektor pertanian. Sektor
pertanian menjadi perhatian pemuda untuk mandiri mengolah lahan pertanian untuk
kepentingan orang banyak dan menjadikan kemandirian pangan Indonesia.
Kemandirian pangan
yang sudah digalakkan di sektor maritim dan kemandirian pangan di sektor
pertanian akan membuat katahanan pangan secara keseluruhan jika benar-benar
teknologi konversi diterapkan dengan benar. Apalagi energi terbarukan dapat
dipergunakan pada mesin-mesin di kedua sektor tersebut. Dengan demikian
ketahanan pangan akan menjadi realita dan menjadikan Indonesia kuat di bidang
pangan.
Oleh. : Dipl.-Ing. A. Hakim Pane
No comments:
Post a Comment