Tuesday, July 10, 2018

Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi di Era Revoulsi Industri 4.0



Dunia ini selalu saja dikagetkan dengan suatu hal yang baru tanpa harus dimengerti secara utuh, apa itu yang merupakan hal baru dan untuk apa hal tersebut perlu diketahui dan dipahami. Revolusi Industri 4.0 mengagetkan semua orang sejak istilah tersebut disampaikan oleh petinggi pemerintah.

Dengan adanya kata Revolusi tersebut sebenarnya mengingatkan kita akan posisi Indonesia yang harus berhati-hati dengan Index Science dan Technology Indonesia di mata dunia. Sementara revolusi yang dimaksud sebenarnya hanya berupa informasi peralihan dan perbaikan suatu teknologi yang tadinya hanya menggunakan disiplin mechatronik (computer, sensor dan actuator serta otomatisasi secara lokal, saat ini dikembangkan secara cyber atau menggunakan sistem internet. Dunia LAN (Local Area Network) digantikan dengan dunia Wan (Wide Area Network) menggunakan internet.

Kembali lagi pada kegiatan di hulu dan di hilir suatu Revolusi Industri 4.0. Kegiatan industri yang dapat dipantau dan dikontrol dari jarak jauh menggunakan internet. Sementara produknya sendiri dihilir dapat dikontrol juga dari jarak jauh menggunakan internet.

Coba bayangkan industri otomotif seperti BMW, sudah menerapkan teknologi ini sejak lama menggunakan internet untuk kegiatan tunning dan setting performa dan efisiensi mobilnya menggunakan internet. Dengan mengangkat gagang telepon maka mobil BMW dapat diatur menjadi mobil hemat atau kencang, jika mobil mengalami kerusakan maka dengan internet mobil BMW dapat di service dari jarak jauh atau mobil hilang dapat dilacak keberadaannya.

Sementara bagi Indonesia kata Revolusi ini sangatlah mengagetkan sekali. Hal ini karena istilah Mechatronik tidak dipahami oleh manusia Indonesia. Suatu disiplin yang mengawali Revolusi Industry 4.0. Tanpa dispilin mechatronik maka tidak akan ada revolusi industri 4.0 tersebut.

Industri abad 19 yang hanya menggunakan cara kerja mekanik, air dan uap air digantikan dengan cara kerja listrik untuk mendukung produksi massal dengan conveyor atau ban berjalan yang sangat tradisonal. Sebenarnya yang dikatakan era revolusi yang sesungguhnya adalah era revolusi 3.0, dimana Robotic, Computer dan Automation menguasai semua kegiatan dan merubah peradaban dunia.

Era revolusi industri di hilir dapat kita temukan pada teknologi mobil yang awalnya menggunakan mekanik murni menggunakan sistem karburator berubah menjadi teknologi EFI (Elektronik Fuel Injection) menggunakan ECU (Electronik Control Unit) berbasis microcontroller. Adanya ECU, sensor dan actuator berupa injector, relay, coil dan komponen lainnya maka kinerja mobil lebih baik dibandingkan dengan era revolusi industri 1.0 dan 2.0. Ditambah dengan kecanggihan dunia internet maka lahirlah era revolusi industri 4.0 yang sebenarnya biasa-biasa saja untuk ditanggapi.

Bagi manusia Indonesia era Revolusi Industri 4.0 sangatlah menakutkan. Bagaimana tidak menakutkan, untuk mengenal dan menguasai EFI pada teknologi otomotif saja hingga saat ini tidak. Mengenal dan menguasai mesin otomatisasi seperti mesin CNC di industri saja tidak. Manusia Indonesia sepertinya terlena dengan produk luar dengan penguasaan terhadap mesin hanya sebatas user atau pengguna yang sifatnya konsumtif.

Seharusnya Indonesia mengembangkan sistem EFI pada mobil nasional (Mobnas) atau mengembangkan sistem EFI pada mesin-mesin kecil, murah dan simpel. Seharusnya Indonesia mengerjakan sistem robotic yang simpel di Industri, sehingga teori penerapannya tepat sasaran dan berguna nantinya. Bukan hanya sebatas teori.

Inovasi Teknologi Indonesia telah mengembangkan teknologi mechatronik yang diterapkan pada mesin-mesin penggerak yang kecil, murah dan simpel, ditemukan di sektor maritim dan pertanian.

Tidak perlu membuat blok mesinnya melainkan merubah cara kerja mesin secara mekanik murni menjadi sistem elektrik sudah mengarah pada dispilin revolusi 3.0. Merubah cara kerja spuyer mekanik menjadi injeksi elektrik maka sudah dapat dikatakan melakukan perubahan dari revolusi 1.0 menjadi revolusi 3.0.

Inovator Indonesia sudah melakukan terobosan dengan melakukan program konversi di sektor maritim dan pertanian. Menggunakan produk Konverter Kit Generasi Kedua hasil inovasi Indonesia maka mesin-mesin kecil, murah dan simpel sudah menggunakan sistem ECU, sensor dan actuator. Kinerja mesin menjadi lebih baik dan efisiensi dapat dicapai lebih baik lagi dibandingkan sistem karburator atau cara kerja mekanik murni.

Dengan dispilin mechatronik tadi maka semua jenis mesin dunia dapat dikonversi dengan baik. Dimulai dari mesin berbahan bakar bensin sistem 4-stroke, mesin berbahan bakar bensin sistem 2-stroke dan mesin diesel berbahan bakar solar. Semua jenis mesin tersebut dapat dikonversi, menggunakan injector gas saja (4-stroke), untuk mesin 2-stroke ditambah menggunakan injector cair dan untuk mesin diesel ditambah injector gas dan sistem pengapian menggunakan busi.

Sungguh sangat simpel dan mudah konsepnya, hanya saja bagi yang tidak mengerti akan hal ini mungkin akan dikatakan mustahil. Apalagi jika dikaitkan dengan bisnis yang tidak mau mengerti akan inovasi dalam negeri dan selalu mengacu pada produk impor. Jika produk impor belum ada maka dapat dikatakan mustahil produk itu dikembangkan dan diproduksi massal di negaranya sendiri.

Produk Konverter Kit Generasi Kedua akan berkembang menjadi produk Konverter Kit Generasi Ketiga seperti halnya Revolusi Industri 3.0 berkembang menjadi Revolusi Industri 4.0.

Produk Konverter Kit Generasi Ketiga yang sudah diterapkan dimobil diluar negeri adalah Konverter Kit yang dapat melakukan setting dan tuning dengan sendirinya, Converter Kit Self Tuning atau Konverter Kit yang dapat ditunning dan disetting dari jarak jauh menggunakan internet.

Coba bayangkan semua kegiatan di sektor maritim dengan nelayannya dan di sektor pertanian dengan petaninya, disamakan dengan kegiatan transportasi Online seperti Uber dan Grab, maka semua kegiatan dilaut dan disawah dapat dipantau dengan baik via internet. Baik itu terkait dengan performa mesin, efisiensi dan kinerja mesin.

Data dan statistik kegiatan nelayan dan pertanian dapat diperoleh dengan baik. Siklus dan periode melaut dan bertani bisa dipantau dengan baik. Semua optimalisasi terkait dengan kegiatan nelayan dan pertanian kedepannya dapat dimaksimalkan. Semua kendala terkait efisiensi dan performa mesin dapat dipetakan dan diperbaiki dengan mudah. Nelayan dan petani akan lebih maju lagi dengan kegiatannya dan akan diminati kedepannya. Ketahanan pangan akan berkembang dari teknologi mesin yang mereka pakai.

Apalagi secara langsung dampak yang dimiliki oleh para nelayan saat ini jika menggunakan Konverter Kit Generasi Kedua adalah lampu penerangan dilaut saat melaut yang didapat dari pengisian aki yang sudah dipasangkan di mesin.

Dengan produk konverter Kit Generasi Kedua maka kedepannya bukan hanya konversi BBM ke BBG jenis LPG saja, melainkan juga konversi bahan bakar lainnya seperti CNG (Compressed Natural Gas), LNG (Liquid Natural Gas), Bioethanol (alkohol) yang semuanya beroktan dan DME (Dimethyl ether) bukan jenis oktan melainkan jenis cetane seperti solar.

Dengan adanya produk Konverter Kit Generasi Kedua kedepannya semua jenis mesin di sektor maritim, pertanian dan juga Industri dapat dikonversi dengan baik sehingga RIRN dan RPJMN dibidang konversi dapat terwujud dengan baik dan dapat mengangkat ketahanan pangan dan energi nasional.
Oleh : Dipl.- Ing. A Hakim Pane

No comments:

Post a Comment