Dunia ini selalu saja dikagetkan
dengan suatu hal yang baru tanpa harus dimengerti secara utuh, apa itu yang
merupakan hal baru dan untuk apa hal tersebut perlu diketahui dan dipahami. Revolusi
Industri 4.0 mengagetkan semua orang sejak istilah tersebut disampaikan oleh
petinggi pemerintah.
Dengan adanya kata Revolusi tersebut
sebenarnya mengingatkan kita akan posisi Indonesia yang harus berhati-hati
dengan Index Science dan Technology Indonesia di mata dunia. Sementara revolusi
yang dimaksud sebenarnya hanya berupa informasi peralihan dan perbaikan suatu
teknologi yang tadinya hanya menggunakan disiplin mechatronik (computer,
sensor dan actuator serta otomatisasi secara lokal, saat ini dikembangkan
secara cyber atau menggunakan sistem internet. Dunia LAN (Local Area Network)
digantikan dengan dunia Wan (Wide Area Network) menggunakan internet.
Kembali lagi pada kegiatan di hulu
dan di hilir suatu Revolusi Industri 4.0. Kegiatan industri yang dapat dipantau
dan dikontrol dari jarak jauh menggunakan internet. Sementara produknya sendiri
dihilir dapat dikontrol juga dari jarak jauh menggunakan internet.
Coba bayangkan industri otomotif
seperti BMW, sudah menerapkan teknologi ini sejak lama menggunakan internet
untuk kegiatan tunning dan setting performa dan efisiensi mobilnya menggunakan
internet. Dengan mengangkat gagang telepon maka mobil BMW dapat diatur menjadi mobil hemat atau kencang, jika mobil mengalami kerusakan maka dengan internet
mobil BMW dapat di service dari jarak jauh atau mobil hilang dapat dilacak
keberadaannya.
Sementara bagi Indonesia kata
Revolusi ini sangatlah mengagetkan sekali. Hal ini karena istilah Mechatronik
tidak dipahami oleh manusia Indonesia. Suatu disiplin yang mengawali Revolusi
Industry 4.0. Tanpa dispilin mechatronik maka tidak akan ada revolusi industri
4.0 tersebut.
Industri abad 19 yang hanya
menggunakan cara kerja mekanik, air dan uap air digantikan dengan cara kerja
listrik untuk mendukung produksi massal dengan conveyor atau ban berjalan yang
sangat tradisonal. Sebenarnya yang dikatakan era revolusi yang sesungguhnya
adalah era revolusi 3.0, dimana Robotic, Computer dan Automation menguasai
semua kegiatan dan merubah peradaban dunia.
Era revolusi industri di hilir dapat
kita temukan pada teknologi mobil yang awalnya menggunakan mekanik murni
menggunakan sistem karburator berubah menjadi teknologi EFI (Elektronik Fuel
Injection) menggunakan ECU (Electronik Control Unit) berbasis microcontroller.
Adanya ECU, sensor dan actuator berupa injector, relay, coil dan komponen
lainnya maka kinerja mobil lebih baik dibandingkan dengan era revolusi industri
1.0 dan 2.0. Ditambah dengan kecanggihan dunia internet maka lahirlah era
revolusi industri 4.0 yang sebenarnya biasa-biasa saja untuk ditanggapi.
Bagi manusia Indonesia era Revolusi
Industri 4.0 sangatlah menakutkan. Bagaimana tidak menakutkan, untuk mengenal
dan menguasai EFI pada teknologi otomotif saja hingga saat ini tidak. Mengenal
dan menguasai mesin otomatisasi seperti mesin CNC di industri saja tidak.
Manusia Indonesia sepertinya terlena dengan produk luar dengan penguasaan
terhadap mesin hanya sebatas user atau pengguna yang sifatnya konsumtif.
Seharusnya Indonesia mengembangkan
sistem EFI pada mobil nasional (Mobnas) atau mengembangkan sistem EFI pada
mesin-mesin kecil, murah dan simpel. Seharusnya Indonesia mengerjakan sistem
robotic yang simpel di Industri, sehingga teori penerapannya tepat sasaran dan
berguna nantinya. Bukan hanya sebatas teori.
Inovasi Teknologi Indonesia telah
mengembangkan teknologi mechatronik yang diterapkan pada mesin-mesin penggerak
yang kecil, murah dan simpel, ditemukan di sektor maritim dan pertanian.
Tidak perlu membuat blok mesinnya
melainkan merubah cara kerja mesin secara mekanik murni menjadi sistem elektrik
sudah mengarah pada dispilin revolusi 3.0. Merubah cara kerja spuyer mekanik
menjadi injeksi elektrik maka sudah dapat dikatakan melakukan perubahan dari
revolusi 1.0 menjadi revolusi 3.0.
Inovator Indonesia sudah melakukan
terobosan dengan melakukan program konversi di sektor maritim dan pertanian.
Menggunakan produk Konverter Kit Generasi Kedua hasil inovasi Indonesia maka
mesin-mesin kecil, murah dan simpel sudah menggunakan sistem ECU, sensor dan
actuator. Kinerja mesin menjadi lebih baik dan efisiensi dapat dicapai lebih
baik lagi dibandingkan sistem karburator atau cara kerja mekanik murni.
Dengan dispilin mechatronik tadi maka
semua jenis mesin dunia dapat dikonversi dengan baik. Dimulai dari mesin
berbahan bakar bensin sistem 4-stroke, mesin berbahan bakar bensin sistem 2-stroke
dan mesin diesel berbahan bakar solar. Semua jenis mesin tersebut dapat
dikonversi, menggunakan injector gas saja (4-stroke), untuk mesin 2-stroke
ditambah menggunakan injector cair dan untuk mesin diesel ditambah injector gas
dan sistem pengapian menggunakan busi.
Sungguh sangat simpel dan mudah
konsepnya, hanya saja bagi yang tidak mengerti akan hal ini mungkin akan
dikatakan mustahil. Apalagi jika dikaitkan dengan bisnis yang tidak mau mengerti
akan inovasi dalam negeri dan selalu mengacu pada produk impor. Jika produk
impor belum ada maka dapat dikatakan mustahil produk itu dikembangkan dan
diproduksi massal di negaranya sendiri.
Produk Konverter Kit Generasi Kedua
akan berkembang menjadi produk Konverter Kit Generasi Ketiga seperti halnya
Revolusi Industri 3.0 berkembang menjadi Revolusi Industri 4.0.
Produk Konverter Kit Generasi Ketiga
yang sudah diterapkan dimobil diluar negeri adalah Konverter Kit yang dapat
melakukan setting dan tuning dengan sendirinya, Converter Kit Self Tuning atau
Konverter Kit yang dapat ditunning dan disetting dari jarak jauh menggunakan
internet.
Coba bayangkan semua kegiatan di
sektor maritim dengan nelayannya dan di sektor pertanian dengan petaninya,
disamakan dengan kegiatan transportasi Online seperti Uber dan Grab, maka semua
kegiatan dilaut dan disawah dapat dipantau dengan baik via internet. Baik itu
terkait dengan performa mesin, efisiensi dan kinerja mesin.
Data dan statistik kegiatan nelayan
dan pertanian dapat diperoleh dengan baik. Siklus dan periode melaut dan
bertani bisa dipantau dengan baik. Semua optimalisasi terkait dengan kegiatan
nelayan dan pertanian kedepannya dapat dimaksimalkan. Semua kendala terkait
efisiensi dan performa mesin dapat dipetakan dan diperbaiki dengan mudah.
Nelayan dan petani akan lebih maju lagi dengan kegiatannya dan akan diminati
kedepannya. Ketahanan pangan akan berkembang dari teknologi mesin yang mereka
pakai.
Apalagi secara langsung dampak yang
dimiliki oleh para nelayan saat ini jika menggunakan Konverter Kit Generasi
Kedua adalah lampu penerangan dilaut saat melaut yang didapat dari pengisian aki yang sudah
dipasangkan di mesin.
Dengan produk konverter Kit Generasi
Kedua maka kedepannya bukan hanya konversi BBM ke BBG jenis LPG saja, melainkan
juga konversi bahan bakar lainnya seperti CNG (Compressed Natural Gas), LNG
(Liquid Natural Gas), Bioethanol (alkohol) yang semuanya beroktan dan DME (Dimethyl ether) bukan jenis oktan melainkan jenis cetane seperti solar.
Dengan adanya produk
Konverter Kit Generasi Kedua kedepannya semua jenis mesin di sektor maritim,
pertanian dan juga Industri dapat dikonversi dengan baik sehingga RIRN dan
RPJMN dibidang konversi dapat terwujud dengan baik dan dapat mengangkat
ketahanan pangan dan energi nasional.
Oleh : Dipl.- Ing. A Hakim Pane
No comments:
Post a Comment