Wednesday, July 25, 2018

Komentar dan Tanggapan User Terhadap Konverter Kit Generasi Pertama dan Kedua

Komentar dan Tanggapan Nelayan

Inilah tanggapan user atau nelayan terhadap produk Konverter Kit Generasi Pertama dan Kedua. 

Produk Konverter Kit Generasi Pertama sering macet, mati-mati dan susah hidup. Wong cara kerjanya mekanik, hanya mengadalkan ke vakuuman intake mesin atau daya hisap mesin. Bahan bakar tidak bernapas layaknya orang berlari jauh dan akan ngos-ngosan saat dia berlari kencang atau berlari di tanjakan. Pelari akan menghirup udara banyak saat lari kencang atau berlari ditanjakan dan akan menghirup udara yang tidak banyak saat berlari pelan. 

Saat menggunakan bahan bakar bensin, kinerja dan cara kerja mesin yang diwakilkan oleh karburator untuk suplai bahan bakar, yang mana jika udara membesar karena kondisi beban atau akselerasi tinggi maka jumlah bahan bakar juga akan membesar dengan adanya pilot jet dan main jet. Pada saat idle atau putaran rendah maka behan bakar juga terukur pada suplainya yang kecil dan sudah ditentukan secara ilmiah. 

Udara diperbesar oleh bukaan throttle sementara bahan bakar diatur oleh Pilot Jet dan Main Jet. Pilot jet memiliki fungsi mengalirkan bahan bakar dari mesin dalam posisi stasioner sampai rpm menengah atau pada beban rendah. Beralih ke main jet, fungsinya adalah untuk menyuplai bahan bakar saat putaran mesin menengah sampai atas atau pada beban atau akselerasi tinggi. 

Seharusnya kerja produk konverter kit seperti cara kerja karburator. Tetapi yang terjadi bukan demikian karena tidak ditemukan pada Konverter Kit Generasi Pertama (sistem Konvesional) cara kerja untuk membesarkan atau mengecilkan bahan bakar. Yang ada hanya sistem penurunan tekanan gas yang tinggi dari tabung ke tekanan rendah yang akan dialirkan ke ruang bakar. Besar kecilnya bahan bakar hanya dilakukan oleh daya hisap mesin dan itulah yang membuat mesin menjadi panas karena kekurangan atau kebesaran bahan bakar. Besar dan kecilnya bahan bakar hanya diatur di awal dengan mengatur besarnya bukaan spuyer di produk konverter kit generasi pertama. Apalagi produk konverter kit generasi pertama tidak menggunakan regulator high pressure (seperti regulator nasi goreng pinggir jalan) untuk mengalirkan gas dari tabung ke ruang bakar, sehingga dua kali kesalahan yang ditimbulkan. Aliran gas konstan jumlahnya dari tabung melalui regulator dan juga akan menjadi konstan lagi dari produk konverter kit genarasi pertama ke ruang bakar. Aliran gas atau jumlah gas yang diperlukan mesin menjadi total konstan atau total statis, menjadi tidak dinamis napasnya ataupun jumlah bahan bakarnya. Itulah yang membuat mesin menjadi rusak, bahkan dapat membuat klep menjadi hancur diruang bakar. 

Jika ada juga sistem membesarkan dan mengecilkan bahan bakar pada produk konverter kit generasi pertama maka tidak mungkin dilakukan pada mesin-mesin kecil seperti mesin ketinting atau mesin MPE. Hal ini dapat diperdebatkan karena konverter kit generasi pertama lahir di mobil pada jaman mesin mobil juga masih menggunakan sistem karburtor. Ada satu sistem pada konverter kit mobil generasi pertama untuk membuka dan mengecilkan bahan bakar dari nipel yang dipasangkan pada intake mesin dan dihubungkan ke konverter kit khususnya ke membran konverter kit agar dapat terjadi dinamika aliran gas, besar dan kecil.

Jika dipaksakan juga konverter kit mobil generasi pertama pada mesin ketinting maka tidak akan mungkin terjadi. Daya hisap udara dimobil berbeda dengan daya hisap di mesin ketinting yang kecil, mudah dan simpel. Oleh karena itu dapat dipastikan produk konverter kit generasi pertama bisa dinyatakan tidak akan berfungsi baik pada mesin ketinting atau MPE karena daya hisap yang kecil tidak akan dapat menggerakkan membran yang ada pada produk konverter kit generasi pertama. 

Yang diperlukan adalah suatu alat yang dapat membesar dan mengecil yang disesuaikan kondisi mesin. Bukan hanya alat penurunan tekanan dan langsung masuk ke dalam ruang bakar, tanpa ada pengaturan yang disesuaikan dengan dinamika mesin. 

Satu lagi yang membuat produk konverter kit generasi pertama sering susah hidup dan berbahaya nantinya adalah sistemnya yang terbuka (open sistem). Jika regulator dipasang pada katub tabung gas maka gas akan mengalir terus menerus dan jika dibiarkan dan tidak langsung dihidupkan maka mesin tersebut akan susah hidup. Hal ini dikarenakan ruang bakar akan kebanyakan bahan bakar gas sehingga mesin susah hidup. Hal ini juga membahayakan karena tidak terkontrolnya aliran gas, contoh ini ditemukan pada pompa air di pertanian. Dibiarkan hidup mesin tersebut disawah dan tiba-tiba mati, maka gas akan keluar terus menerus tanpa ada yang mengetahui (jika tidak ditungguin mesin tersebut disawah). Untung saja diruang terbuka dan bagaimana kejadiannya jika pada ruang tertutup???

Tidak terjadi semua  kasus ini pada Konverter Kit Generasi Kedua GASKIT yang mana sistemnya tertutup (close system) menggunakan injektor seperti yang dapat ditemukan pada motor roda dua saat ini dengan sistem injeksi. Aliran gas hanya akan mengalir jika ada perintah ke injektor untuk membuka dan kerja buka tutup injektor disesuai dengan putaran mesin. Besarnya bahan bakar ditentukan oleh besarnya puls injektor secara elektronik oleh sensor-sensor yang sudah ditentukan. 

Pokoknya cara kerjanya sama seperti yang ditemukan di motor roda dua sistem injeksi. Coba bandingkan motor roda dua jaman sekarang menggunakan sistem injeksi dan motor sistem karburator jaman dulu. Tidak ada perdebatan lagi motor jaman sekarang dengan sistem injeksi mengenai efisiensi, perawatan dan performanya dibandingkan dengan motor roda dua dengan sistem karburator walaupun sistem karburator dinyatakan juga sukses di jamannya. 

Tapi tidak merusak seperti halnya produk konverter kit generasi pertama yang menjadi program permerintah di sektor perikanan atau maritim. Program bagi-bagi paket konversi oleh pemerintah ke nelayan kecil. Banyak berita terkait program ini oleh nelayan yang mengatakan mesin susah hidup pakai gas, mesin panas, rusak dan jebol seperti kasus di padang, jika dingin suka mati sendiri dan lain-lain. Sebenarnya mereka tidak mau menggunakan bahan bakar gas jika menyusahkan seperti itu, tetapi karena ada juga pembagian mesin pada paket tersebut, apa boleh buat mereka terima juga dengan senang hati. Pertanyaannya adalah, Apakah program ini merupakan program bagi-bagi mesin atau program konversinya untuk mengurangi subsidi BBM yang semakin membengkak???

Coba pikirkan.....

No comments:

Post a Comment