Komentar dan Tanggapan Nelayan
Inilah tanggapan user atau nelayan terhadap produk
Konverter Kit Generasi Pertama dan Kedua.
Produk Konverter Kit Generasi Pertama sering macet,
mati-mati dan susah hidup. Wong cara kerjanya mekanik, hanya mengadalkan ke
vakuuman intake mesin atau daya hisap mesin. Bahan bakar tidak bernapas
layaknya orang berlari jauh dan akan ngos-ngosan saat dia berlari kencang atau
berlari di tanjakan. Pelari akan menghirup udara banyak saat lari kencang atau
berlari ditanjakan dan akan menghirup udara yang tidak banyak saat berlari
pelan.
Saat menggunakan bahan bakar bensin, kinerja dan cara kerja
mesin yang diwakilkan oleh karburator untuk suplai bahan bakar, yang mana jika
udara membesar karena kondisi beban atau akselerasi tinggi maka
jumlah bahan bakar juga akan membesar dengan adanya pilot jet dan main jet.
Pada saat idle atau putaran rendah maka behan bakar juga terukur pada suplainya
yang kecil dan sudah ditentukan secara ilmiah.
Udara diperbesar oleh bukaan throttle sementara bahan bakar
diatur oleh Pilot Jet dan Main Jet. Pilot jet memiliki fungsi mengalirkan bahan
bakar dari mesin dalam posisi stasioner sampai rpm menengah atau pada beban
rendah. Beralih ke main jet, fungsinya adalah untuk menyuplai bahan bakar saat
putaran mesin menengah sampai atas atau pada beban atau akselerasi tinggi.
Seharusnya kerja produk konverter kit seperti cara kerja karburator.
Tetapi yang terjadi bukan demikian karena tidak ditemukan pada Konverter Kit
Generasi Pertama (sistem Konvesional) cara kerja untuk membesarkan atau
mengecilkan bahan bakar. Yang ada hanya sistem penurunan tekanan gas yang
tinggi dari tabung ke tekanan rendah yang akan dialirkan ke ruang bakar. Besar
kecilnya bahan bakar hanya dilakukan oleh daya hisap mesin dan itulah yang
membuat mesin menjadi panas karena kekurangan atau kebesaran bahan bakar. Besar
dan kecilnya bahan bakar hanya diatur di awal dengan mengatur besarnya bukaan
spuyer di produk konverter kit generasi pertama. Apalagi produk konverter kit
generasi pertama tidak menggunakan regulator high pressure (seperti regulator
nasi goreng pinggir jalan) untuk mengalirkan gas dari tabung ke ruang bakar,
sehingga dua kali kesalahan yang ditimbulkan. Aliran gas konstan jumlahnya dari
tabung melalui regulator dan juga akan menjadi konstan lagi dari produk
konverter kit genarasi pertama ke ruang bakar. Aliran gas atau jumlah gas yang
diperlukan mesin menjadi total konstan atau total statis, menjadi tidak dinamis
napasnya ataupun jumlah bahan bakarnya. Itulah yang membuat mesin menjadi
rusak, bahkan dapat membuat klep menjadi hancur diruang bakar.
Jika ada juga sistem membesarkan dan mengecilkan bahan
bakar pada produk konverter kit generasi pertama maka tidak mungkin dilakukan
pada mesin-mesin kecil seperti mesin ketinting atau mesin MPE. Hal ini dapat
diperdebatkan karena konverter kit generasi pertama lahir di mobil pada jaman
mesin mobil juga masih menggunakan sistem karburtor. Ada satu sistem pada
konverter kit mobil generasi pertama untuk membuka dan mengecilkan bahan bakar dari
nipel yang dipasangkan pada intake mesin dan dihubungkan ke konverter kit
khususnya ke membran konverter kit agar dapat terjadi dinamika aliran gas, besar dan kecil.
Jika dipaksakan juga konverter kit mobil generasi pertama
pada mesin ketinting maka tidak akan mungkin terjadi. Daya hisap udara dimobil
berbeda dengan daya hisap di mesin ketinting yang kecil, mudah dan simpel. Oleh
karena itu dapat dipastikan produk konverter kit generasi pertama bisa
dinyatakan tidak akan berfungsi baik pada mesin ketinting atau MPE karena daya
hisap yang kecil tidak akan dapat menggerakkan membran yang ada pada produk
konverter kit generasi pertama.
Yang diperlukan adalah suatu alat yang dapat membesar dan
mengecil yang disesuaikan kondisi mesin. Bukan hanya alat penurunan tekanan dan
langsung masuk ke dalam ruang bakar, tanpa ada pengaturan yang disesuaikan
dengan dinamika mesin.
Satu lagi yang membuat produk konverter kit generasi
pertama sering susah hidup dan berbahaya nantinya adalah sistemnya yang terbuka
(open sistem). Jika regulator dipasang pada katub tabung
gas maka gas akan mengalir terus menerus dan jika dibiarkan dan tidak langsung
dihidupkan maka mesin tersebut akan susah hidup. Hal ini dikarenakan
ruang bakar akan kebanyakan bahan bakar gas sehingga mesin susah hidup. Hal ini
juga membahayakan karena tidak terkontrolnya aliran gas, contoh ini ditemukan pada
pompa air di pertanian. Dibiarkan hidup mesin tersebut disawah dan tiba-tiba
mati, maka gas akan keluar terus menerus tanpa ada yang mengetahui (jika tidak
ditungguin mesin tersebut disawah). Untung saja diruang terbuka dan bagaimana
kejadiannya jika pada ruang tertutup???
Tidak terjadi semua kasus ini pada Konverter Kit
Generasi Kedua GASKIT yang mana sistemnya tertutup (close system)
menggunakan injektor seperti yang dapat ditemukan pada motor roda dua saat ini
dengan sistem injeksi. Aliran gas hanya akan mengalir jika ada perintah ke
injektor untuk membuka dan kerja buka tutup injektor disesuai dengan putaran
mesin. Besarnya bahan bakar ditentukan oleh besarnya puls injektor secara
elektronik oleh sensor-sensor yang sudah ditentukan.
Pokoknya cara kerjanya sama seperti yang ditemukan di motor
roda dua sistem injeksi. Coba bandingkan motor roda dua jaman sekarang
menggunakan sistem injeksi dan motor sistem karburator jaman dulu. Tidak ada
perdebatan lagi motor jaman sekarang dengan sistem injeksi mengenai efisiensi,
perawatan dan performanya dibandingkan dengan motor roda dua dengan sistem
karburator walaupun sistem karburator dinyatakan juga sukses di jamannya.
Tapi tidak merusak seperti halnya produk konverter kit
generasi pertama yang menjadi program permerintah di sektor perikanan atau
maritim. Program bagi-bagi paket konversi oleh pemerintah ke nelayan kecil.
Banyak berita terkait program ini oleh nelayan yang mengatakan mesin susah
hidup pakai gas, mesin panas, rusak dan jebol seperti kasus di padang, jika
dingin suka mati sendiri dan lain-lain. Sebenarnya mereka tidak mau menggunakan
bahan bakar gas jika menyusahkan seperti itu, tetapi karena ada juga pembagian
mesin pada paket tersebut, apa boleh buat mereka terima juga dengan senang
hati. Pertanyaannya adalah, Apakah program ini merupakan program bagi-bagi
mesin atau program konversinya untuk mengurangi subsidi BBM yang semakin
membengkak???
Coba pikirkan.....
No comments:
Post a Comment